Pondok Pesantren Sadana

Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang unik, tidak saja karena keberadaannya yang sudah sangat lama, tetapi karena kultur, metode dan jaringan yang diterapkan. Karena keunikannya, C. Geertz menyebutnya sebagai sub kultur masyarakat Indonesia (khususnya Jawa). Pendidikan pesantren memiliki kultur khas yang berbeda dengan budaya di sekitarnya, sehingga disebut sebagai sebuah sub-kultur yang bersifat idiosyncratic. Akar historis-kultural pesantren tidak terlepas dari masuk dan perkembangan Islam di Indonesia yang bercorak sufistik dan mistik. Pesantren banyak menyerap budaya masyarakat Jawa pedesaan yang pada saat itu cendrung statis dan sinkretis. Di samping karena basis pesantren adalah masyarakat pinggiran yang berada di desa, pesantren sering disebut sebagai masyarakat atau Islam Tradisional.

Terminologi pesantren dapat disimpulkan dari formulasi tersebut, yaitu lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pembangunan masyarakat muslim di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa pesantren merupakan sekolah berasrama untuk mempelajari agama Islam. Mastuhu mendefinisikan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam untuk mempelajari, memahami, menghayati ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Tradisi pengajaran kitab klasik Islam pada pesantren salafiyah suatu hal yang perlu dipertahankan dan dijaga. Namun demikian, tidak berhenti sampai di situ saja, masih ada hal yang perlu dikembangkan. Mastuhu menjelaskan bahwa ada jalan strategis ke arah itu yakni memantapkan kehadirannya sebagai subsistem pendidikan nasional sehingga jelas porsinya dalam pembangunan nasional, dengan tetap berpegang pada identitasnya. Identitas pesantren salaf sebagai subsistem pendidikan nasional akan mantap jika pesantren mampu mengembangkan corak pemikiran rasional dengan memandang ilmu sebagai bagian dari sunnatullah, dan bukan sebagai bagian dari hukum alam yang terlepas dengan ciptaan Tuhan. Misalnya teori evolusi Darwin yang hanya mendasarkan diri pada hukum alam semesta dapat menimbulkan pandangan yang ateis.

Ulama merupakan tokoh sentral dalam proses berjalannya sistem pendidikan di pondok pesantren, Istilah ulama di dunia Islam lebih sering digunakan, setidaknya setiap umat Islam mengerti arti dari ulama. Sedangkan istilah yang paling sering digunakan untuk menunjuk tingkat keulamaan yang lebih tinggi adalah kyai. Secara esensial kata kyai dan alim memiliki makna yang sama, yakni mereka yang menguasai ilmu agama dan sangat dihormati oleh para santri. Dalam perspektif al Quran, kyai adalah sebutan bagi orang yang berpengetahuan beranekaragam yaitu ulama; ulil ilm; arrasikhun fil ilm, ahludzkr dan ulul albab. Kyai Pesantren adalah figur pendakwah yang paripurna baik dalam keilmuan maupun dalam praktek keseharian di Masyarakat luas. Dua Fungsi ini yang harus mejadi tujuan di Pondok Pesantren, fungsi Pendidikan dan fungsi dakwah.

Begitu juga dengan fungsi Pesantren yang ketiga yaitu fungsi pemberdayaan masyakarat. Pondok Pesantren harus berusaha mengembangkan fungsi yang ketiga ini, baik pemberdayaan ekonomi maupun penjagaan masyarakat dari faham-faham yang tidak selaras dan sejalan dengan ajaran dan faham Ahli Sunnah Waljama’ah. Pesantren sebagai lembaga sosial disatu sisi memang dituntut berperan dalam mengawali masyarakat. Pesantren memiliki peran dan fungsi sebagai lembaga pendidikan dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberikan pengembangan ekonomi daerah pedesaan. Pesantren tumbuh dan berkembang bersama warga masyarakatnya sejak berabad-abad.

Beranjak dari landasan tersebut, kami dari Pondok Pesantren Sadana membulatkan tekad untuk melanjutkan warisan kebudayaan indonesia dalam hal pendidikan pondok pesantren dengan berbasis Salafiyah, Kyai sebagai tokoh sentral yang keilmuannya mumpuni dalam sagala bidang, sehingga mampu memberikan pembekalan ilmu agama yang kaffah, dan memberikan pelatihan dan pengembangan kemandirian ekonomi bagi para santri.

Adapun Pendidikan dan Pembekalan keahlian kepada mereka, kami mengacu hasil Keputusan masyayikh tentang Profil Santri Indonesia , yaitu:

  1. Formal
  2. ULA (Dasar)

Dipersiapkan untuk pandai membaca kitab-kitab klasik (kitab kuning) dan menghafal al Qur’an, jenjang waktu: 3 tahun. Penguasaan Gramatikal Bahasa Arab dan al Qur’an bin Nazhar (menghatamkan al Qur’an dengan melihat). Target Hafalan: Kitab Jurumiyyah, Safinah dan Tashrif serta hafalan al Qur’an Juzz Amma. Kitab-Kitab tambahan: Hadits Arabain, Riyadhul Badi’ah, Yaqulu, Kailani, Matan Bina, Sulamut Taufiq, ar Ruhbiyyah, Imrithi, Bidayatul Hidayah, Tafsir Yaa Siin, Mutammimah

  1. WUSTHA (Menengah)

Pendalaman bidang studi dengan rujukan kitab-kitab klasik dengan kajian bidang studi jenjang waktu 3 tahun: Tauhid, Fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Ulumul Hadits, Warits, Tafsir, Ulumul Qur’an, Sastra Arab (Balaghah, Ma’ani, Bayan), Ilmu Logika (mantiq). Target Hafalan Kitab: Alfiyyah Ibni Malik, Matan Taqrib, Matan al Baiquniyyah. Target Hafalan al Qur’an: Surat-surat khusus Yaa Siin, Al Mulk, as Sajadah, al Waqiah, al Jumu’ah. Kitab-kitab Tambahan: Fathul Qarib, Fathul Mu’in, Tafsir al Jalalain, Nihayatuzain, Riyadhush shalihin, Jauhar Maknun, Sulam al Munawraq, Ishaghaji, Waraqat, at Tibyan fi Ulumil Qur’an, Alfiyyah asy Syuyuthi, al Hikam Syekh Ath Tho’illah.

  1. ULYA (Tinggi)

Pendalaman bidang studi dengan rujukan kitab-kitab klasik dengan kajian bidang studi jenjang waktu 3 tahun: Tauhid, Fiqh, Ushul Fiqh, Hadits, Ulumul Hadits, Warits, Tafsir, Ulumul Qur’an, Sastra Arab (Balaghah, Ma’ani, Bayan), Ilmu Logika (mantiq), Ilmu Tasawuf. Target Hafalan al Qur’an 5 Juz. (al Baqarah – Surat an Nisa). Kitab-kitab Tambahan: Sohih Bukhari, Sohih Muslim, Tafsir Munir, Tafsir Ibn Katsir, al Itqan fi Ulumil Qur’an, Jam’ul Jawami’, Ihya Ulumiddin, Fathul Wahhab, al Iqna, al Muhadzab.

  1. Non Formal
  2. Pengajian Kitab Kuning
  3. Terintegrasi dengan Pendidikan Umum (PKBM)

Izinkan Kami Berteduh, Belajar dan Berkarya dengan diiringi doa dan niat yang tulus ikhlas demi menggapai Ridho Ilahi. Aamiin

Wallahul muwafil ila aqwami thariq

Assalamu’alaikum Warahmatullah wabarakatuh

Butuh bantuan?